BANTUL, Makassarinfo.co.Id – Kasus Covid-19 telah menyebabkan sejumlah pasien meninggal, sehingga ada yang mendadak menjadi yatim piatu. Butuh dukungan agar mereka bisa mandiri untuk meraih cita-citanya.
Salah satunya adalah kakak beradik Rani Deani (27) dan Ran Aji (10) warga Padukuhan Melikan, Kalurahan Bantul. Ayahnya Tugihartono meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumahnya beberapa minggu yang lalu. Sedangkan ibunya Catur Widayati juga meninggal selang lima hari saat menjalani isolasi mandiri di selter Covid-19.
Keduanya sempat tinggal dan menjalani isolasi mandiri karena juga terpapar Covid-19. Namun saat ini mereka sudah kembali ke rumah, tanpa kehadiran orang tuanya. Mereka masih sangat merindukan belaian orang yang mereka sayangi.
“Saya tidak pernah kebayang akan seperti ini,” kata Rani, Minggu (25/7/2021).
Mereka harus berjuang mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam masa pandemi ini banyak tetangganya yang memberikan uluran tangan. Mereka membantu apa yang menjadi kebutuhan kedua anak ini. Bahkan sebelum pemakaman kedua orang tuanya warga bergotong royong mempersiapkan kebutuhan.
“Tetangga di sini baik semua, membantu kami,” katanya.
Rani juga mengucapkan terima kasih kepada sejumlah relawan yang mmebantu mereka. Ada yang memberikan sembako, bingkisan hingga program trauma healing.
Covid-19 juga telah merenggut kebahagiaan keluarga keluarga ibu Suminah Warga Kalurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Mereka harus kehilangan Panggeng, ayahnya yang meninggal saat akan mendapatkan perawatan medis di RSUP Dr Sardjito. Kini Suminah harus menanggung kehidupan ketiga anaknya yang masih duduk di bangku SD. Selama ini keluarga ini mengandalkan pendapatan dari ayahnya.
Koordinator Relawan Indonesia Bersatu, Waljito mengatakan dia bersama sejumlah relawan dan komunitas mencoba mmebantu warga yang terdampak Covid-19. Tidak hanya mereka yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga menyantuni anak yatim piatu.
“Kami salurkan beberapa paket bingkisan untuk meringankan beban hidup mereka,” katanya.